Tajalliyah Ash-Shira’ fi al-Adab al-Arabi al-Mu’ashir wa Atsarihi fi Harb al-Arab (Sebuah Ringkasan Jurnal el Harakah)

Tajalliyah Ash-Shira’ fi al-Adab al-Arabi al-Mu’ashir wa Atsarihi fi Harb al-Arab
(Sebuah Ringkasan Jurnal el Harakah)
DOI: http://dx.doi.org/10.18860/el.v20i2.5588
Oleh: Moh. Iza Al Jufri
NIM: 15310090
Jurnal ini ditulis oleh Halimi, M. Faisol dan Muhammad Majed Al-Dakhief, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Al-Balqa University, Aqaba, Yordania.

Pembahasannya tentang konflik yang terjadi dalam sastra arab kontemporer. Rumusan masalahnya bertujuan untuk mengetahui konflik dan pemberontakan dalam qasidah penyair Suriya dan Yaman serta pandangan terhadap kebudayaan dan peperangan. Ke-dua, untuk mengetahui hubungan erat antara teks sastra kontemporer dan yang terjadi di masa modern di Suria. Ada banyak Pembahasan / penelitian tentang konflik dan pemberontakan dalam sastra. Seperti konflik yang terjadi dalam sastra Arab, baik konflik sastra Arab lama maupun baru (modern).

Ada beberapa poin yang terangkum dalam ringkasan ini, antara lain adalah: tentang konflik, konflik secara umum adalah sebagai proses sosial yang terjadi diantara dua pihak atau lebih, yang di dalamnya pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Sedangkan Konflik menurut Georg Simmel adalah sebuah bentuk dasar interaksi antara individu dan kelompok. Konflik banyak sekali macamnya. seperti konflik pribadi, sosial, bahkan ada konflik yang terjadi dalam sastra.

Akhir-akhir ini banyak sekali karya sastra termasuk puisi-puisi yang bertemakan perlawawan dan revolusi, seperti di Suriya. Salah satu penyair terkenal dengan puisi perlawanannya adalah Omar Abu Raisha. Yang mengatakan dalam puisinya bahwa cinta itu tidak ada kecuali cinta tanah air, yaitu yang mana di dalamnya terdapat manusia dan makhluk hidup lainya.

Posisi/tempat terjadinya konflik dalam syair Arab kontemporer ini ada tiga, yaitu konflik metafisik, pemberontakan dan pemberontakan revolusioner. Adapun sastra memiliki hubungan yang kuat dengan kehidupan masyarakat dan penulisnya. Dalam hal ini melalui kreativitasnya sastrawan menulis sastra berdasarkan perasaannya sebagai makhluk sosial yang berada di antara masyarakat satu dengan yang lainnya. Situasi dan kondisi sekitar pun berpengaruh dalam kreativitas ini. Oleh karena itu, Seorang ahli ada yang berkata bahwa sastra mencerminkan realitas sosial dan merupakan cermin kehidupan sosial.

Demikianlah ringkasan jurnal yang berjudul Tajalliyah Ash-Shira’ fi al-Adab al-Arabi al-Mu’ashir wa Atsarihi fi Harb al-Arab. Semuga bermanfaat dan bisa menjadi penambah wawasan. dan yang terahir penulis sangat menerima kritik dan saran dari pembaca sebagai bahan koreksi dan revisi untuk bisa menulis lebih baik lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sastrawan Arab Al- Barudi

Mengenal Ibnu Jinni, Salah Satu Tokoh Linguistik Arab

MENGENAL ILMU ARUDL