Menilik Semangat Para Generasi Gandrung Banyuwangi


                        Tulisan ini merupakan sebagian cerita saya ketika melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang bertempat di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Bagi saya ini adalah sebuah pengalaman yang tidak akan terlupakan. Indah menelusuri lebih dekat kehidupan suku Osing The Sunrise of Java.

Sumber: www.pegipegi.com
                        Minggu 5 Agustus 2018, siang itu di sanggar Sarinah ramai oleh bocah-bocah. Gending Osing terdengar meriah lewat kaset yang diputar. Ibu-ibu duduk manggut-manggut tersenyum-senyum menyaksikan putra-putrinya. Lenggak-lenggok dengan selendangnya mereka berlatih tari Gandrung Osing Banyuwangi.


                        Tari Gandrung merupakan salah satu tarian khas yang menjadi ikonnya Kabupaten Banyuwangi. Pada awalnya tari ini dilakukan oleh seorang laki-laki, hingga sampai pada perkembangannya muncul penari gandrung wanita. Gandrung mempunyai beberapa macam, di antaranya Gandrung Marsan yang ditarikan oleh seorang laki-laki, dan Gandrung Semi, yang penarinya adalah seorang wanita.
                        Penasaran dengan tari Gandrung, saya pun berkunjung ke sebuah sanggar di Banyuwangi. Tepatnya di sanggar milik Ibu Supinah, beliau seorang gandrung sekaligus sinden asal Desa Olehsari Kecamatan Glagah Banyuwangi. Karena sudah terkenal dengan gandrungnya, sanggar ini menjadi salah satu sanggar yang banyak di tuju oleh para pelajar untuk berlatih tari gandrung baik dari dalam maupun luar Desa.
                        Mulai anak-anak TK, SD, SMP, SMA sampai golongan dewasa pun ikut daftar latihan di sanggar ini. Mereka terlihat semangat berlatih tari gandrung. Bahkan yang lebih membanggakan lagi masih ada anak laki-laki yang ikut latihan di sini. Salah satunya adalah Muklis asal Desa Olehsari. Dia tidak malu ikut latihan menari meskipun seorang cowok. “Saya tidak malu, karena ini seni. Keluarga saya juga pecinta seni gandrung ini. Dan gandrung ini patut untuk dilestarikan” Ujar Muklis, pelajar kelas 3 SMK.
                        Selain Muklis, ada juga Klarisa yang datang dari luar Desa Olehsari. Dia sudah berlatih tari gandrung sejak TK. Sudah banyak penghargaan yang didapatkan mulai dari tingkat desa, kecamatan sampai daerah. Selain itu dia mendapatkan dukungan dari keluarganya. “Pihak keluarga mendukung, kalau itu bakatmu terusin wes” Jelasnya ketika ngobrol disanggar Sarinah.

Sumber: www.pariwisatabanyuwangi.com
                        Seseorang pernah mengatakan kepada saya bahwa Banyuwangi ini luas tidak hanya daerahnya saja, namun seni budayanya juga banyak dan beragam. Salah satunya adalah gandrung. Seni Budaya memiliki peran penting terhadap perkembangan dan kemajuan Banyuwangi. Oleh karena itu, jangan sampai warisan seni budaya ini menjadi punah atau dilupakan. Penting untuk tetap menghidupkannya, dan patut bangga dengan putra-putri daerah yang masih menghidupkan kesenian terutama gandrung Banyuwangi ini (Malang, 17 Agustus 2018).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sastrawan Arab Al- Barudi

Mengenal Ibnu Jinni, Salah Satu Tokoh Linguistik Arab

MENGENAL ILMU ARUDL