Seblang, The Mistic Dance of Banyuwangi

Seblang merupakan sebuah tradisi lisan yang secara turun temurun masih dilestarikan oleh Suku Osing Banyuwangi. Adat seblang merupakan sebuah tarian mistis yang dilakukan oleh masyarakat Osing. Dalam sejarahnya, tari seblang ini sebenarnya tradisi yang sangat tua, hingga sulit dilacak asal usul kapan dimulainya.

https://budayabanyuwangilife.wordpress.com

Di Banyuwangi ada dua macam seblang yang masih dilakukan, salah satunya adalah Seblang Olehsari. Menurut Anwar dan Supinah, seorang tokoh Desa Olehsaari mengatakan seblang itu sudah ada sejak zaman peperangan sekitar tahun 1771. Seblang ini lebih tua dibandingkan dengan Gandrung. Sedangkan di Olehsari seblang mulai ada sekitar tahun 1930. 

Seblang ini awalnya digelar untuk acara tolak balak pagebluk. Karena pada saat itu di desa Olehsari pernah terjadi pagebluk. Melalui musyawarah tokoh adat setempat akhirnya ada yang mengusulkan diadakan seblang. Hingga sampai sekarang pun ritual adat ini masih dilakukan sebagai tolak balak sekaligus rasa syukur warga desa.

Ada karakteristik tersendiri yang dimiliki seblang Olehsari. Seblang olehsari dilakukan oleh penari wanita yang masih gadis dan belum akil baligh. Penari ini harus dari keturunan seblang sebelumnya yang dipilih oleh pemangku adat melalui mediasi makhluk halus. Seblang mengenakan busana dominan warna kuning-hijau serta selendang merah dan mahkota khusus yang di hiasi dengan bunga-bunga segar, masyarakat menyebutnya denga omprok yaitu mahkota yang terbuat dari daun pisang muda dan berbagai bunga harum. Bunga-bunga tersebut diambil dari makam dan lingkungan desa setempat.
 
http://ulinulin.com

Sebelum tari ini dilaksanakan, masyarakat mengadakan slametan desa dan di beberapa petilasan sesepuh, di antaranya Ki Buyut Ketut dan Ki Buyut Cili. Tari Seblang dimulai dengan upacara yang dibuka oleh sang dukun atau pawang. Sang penari ditutup matanya oleh para ibu-ibu yang berada dibelakangnya, sambil memegang tampah (nampan bambu). Lalu sang dukun mengasapi penari dengan asap dupa sambil membaca mantera. Setelah sang penari kesurupan (kejiman dalam istilah lokal), dan tampah dijatuhkan oleh sang penari menandakan ritual telah dimulai. Penari seblang yang sudah kesurupan tadi menari dengan gerakan monoton, mata terpejam dan mengikuti arah sang pawang atau dukun serta irama gendhing yang dimainkan. Ada kurang lebih 28 lagu seblang yang dilantunkan.
Setelah beberapa lama menari mengelilingi area panggung seblang, kemudian ada proses pelemparan sampur (selendang). Si seblang melempar selendang yang digulung ke arah penonton, penonton yang terkena selendang tersebut harus mau menari bersama si Seblang di panggung.

Adat seblang Olehsari awalnya dilaksanakan pada setiap tanggal 1 Muharam, ketika Hadmari Mangoen Pranoto memangku sebagai kepala desa. Namun sejak pergantian kepala desa oleh Hadi Pranoto, Seblang digelar setiap tahun sekali yaitu diselenggarakan satu minggu setelah hari raya Idul Fitri. Dimulai dari jam satu siang sampai jam lima sore, bertempat di lapangan pusat kesenian adat desa Olehsari.
 
http://ulinulin.com

Meskipun gerakannya monoton, namun setiap proses dan gerak tari seblang ini memiliki makna dan filosofi-filosofi. Salah satunya gerakkan mengelilingi panggung dengan mengibaskan selendang bermakna menghilangkan penyakit dan tolak balak. Pelemparan sampur bermakna setiap orang haruslah amanah, yang atas mengasihi yang nawah begitu juga yang bawah menghormati yang atasan. Pembagian kembang dermo mengajarkan setiap orang kaya jangan lupa bersodakoh, memberi kepada yang membutuhkan. Karena meskipun harta berkurang nama dan kebaikannya pasti akan tetap harum bagai bunga dan pasti dikenang dan disegani orang.

Ada kebahagiaan yang tersebar ke setiap masyarakat. Mistis namun dikemas secara kreatif dan atraktif. Ritual ini termasuk langka dan jarang ada di daerah-daerah lain. Hanya setahun sekali digelar menjadikan banyak yang penasaran dan menantikan ritual langka ini kembali diadakan.
Tidak hanya sebagai pelestarian dan adat budaya semata, namun kegiatan adat seblang kini mulai mampu menarik wisatawan baik dari dalam maupun Luar Negeri. Harapannya acara ini dapat selalu memberikan perkembangan dan tanggapan positif dari pemerintahan khususnya dinas Budaya dan Pariwisata Banyuwangi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuliner Bengi Lan Lungguh Ngopi Surganya Kuliner Osing Banyuwangi

Lima Materi Persiapan Mendaftar PPIH Arab Saudi