Supinah Maestro Gandrung Banyuwangi

    Supinah, Beliau merupakan seorang budayawati, sinden, penari sekaligus pelatih Gandrung asli desa Olehsari Banyuwangi. Beliau menjadi salah satu sesepuh yang masih mempertahankan cinta kebudayanya melalui kesenian gandrung dan gending-gendingnya. Senang dan bangga rasanya bertemu langsung bisa bertatap muka dengan Beliau. Siang itu di pesinggahannya sanggar tari “Sayu Sarinah”, yang terletak di desa Olehsari kami berbicara tentang “Maestro Gandrung Banyuwangi”.

doc. milik pribadi (saat wawancara bersama Ibu Supinah)

    Sejak tahun 1979 Beliau sudah bergelut dengan Gandrung. Awalnya Ia tidak tertarik dengan  Gandrung. Namun karena keluarganya berasal dari Gandrung, waktu itu Supinah  diajak kakaknya untuk menggantikan sebagai penari gandrung. Di samping itu, karena Ia menolak dijodohkan dan disuruh menikah di usia mudanya dengan berbagai alasan. Sejak saat itulah lalu Supinah memilih bekerja sebagai Gandrung. Ia pun tertarik untuk mempelajarinya hingga pada akhirnya Supinah pergi dan berguru Gandrung kepada Atijah. 

    Hari demi hari ia jalani. Belajar Gandrung serta gending-gending Osing. Supinah termasuk orang yang cepat bisa belajar gandrung seakan ia memang berbakat menjadi seorang gandrung. Belum ada sebulan ia sudah menguasai gandrung dan gending-gending Osing. 

    Supinah termasuk Gandrung yang memiliki suara khas, melengking orang jawa menyebutnya. Meskipun Ia tidak pernah melakukan popoh (gurah) seperti halnya yang dilakukan Gandrung lain, suaranya tetap melengking dan menjadi idaman disetiap pendengar gending-gending Osing. Bahkan jika sinden lain menjauhi makanan pedas demi menjaga suaranya, maka lain dengan Supinah, ia tidak khawatir dan tetap menyukai masakan pedas. 

    Sejak Supinah menikah, Ia tidak lagi menari gandrung. Karena mendapat perintah dari almarhum suaminya supaya berhenti menari. Sejak saat itu, Supinah beralih sebagai sinden gandrung saja tanpa menari. Hal demikian tidak membuat Supinah mengalami kemunduran dalam seni ini. Supinah tetap berkarya bahkan sampai menghasilkan puluhan album-album gending Osing miliknya. Selain itu ia juga pernah ikut syuting film “Cinta dalam Sepotong Roti” tahun 1990 an. Namanya mulai banyak dikenal orang. Mengais rezeki sekaligus melestarikan Seni Budaya Banyuwangi. 

    Menurut Supinah gandrung secara garis besarnya ada dua macam. Gandrung Tari (yang biasa dilakukan anak-anak sekolah) dan Gandrung Terop. Gandrung terop inilah yang beliau lakukan. Menari sekaligus melantunkan gending Gandrung Osing. Gandrung Terop biasanya ada pada acara hajatan masyarakat. dilakukan semalam suntuk mulai jam sembilan sampai jam lima pagi. Dipenghujung acaranya ditutup dengan seblang, yang menandakan pamitan dan penutupan acara. 

    Supinah hingga kini masih dikenal masyarakat luas, khususnya masyarakat Banyuwangi. Namanya mulai dikenal sampai jajaran pemerintahan. Ia pun sering dipanggil dan di undang di berbagai acara daerah seperti Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) dan Festival Sewu Gandrung. Kurang lebih delapan kali berturut-turut hingga pada BEC 2018 yang bertema Puter Kayun ia pun ikut memeriahkan menjadi sinden utama gending-gending Osing. Tidak hanya di dalam daerah saja namun melalui gending-gending Osing Ia bisa sampai ke luar negeri. Ia pernah tampil di Singapura, Korea, Amerika dan Australia.

Doc. milik pribadi

    Supinah termasuk wanita yang memiliki peran penting terhadap perkembangan dan pelestarian kesenian daerah Banyuwangi. “Sekarang ini penari gandrung yang asli benar-benar gandrung itu sulit, sudah jarang ditemui” ujarnya siang itu. Melalui usahanya pada tahun 2002, ia bersama kawannya mengadakan sanggar tari "Selendang Sutro" di Kemiren. Kemudian dalam perkembangannya, Supinah mendirikan sendiri sanggar tari "Sayu Sarinah" di Olehsari kurang lebih sudah 8 tahun. Sampai sekarang diusianya yang ke 53 Supinah masih aktif melatih tari gandrung. Tidak hanya dari desa Olehsari, namun ia juga melatih semua kalangan mulai anak-anak hingga remaja dan dewasa dari berbagai daerah di Banyuwangi. Seperti Ketapang, Kabat, Genteng sampai Tegaldlimo. Sudah banyak gandrung-gandrung yang Ia latih, terutama di Olehsari sendiri.

                                                                                                01, Agustus 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seblang, The Mistic Dance of Banyuwangi

Kuliner Bengi Lan Lungguh Ngopi Surganya Kuliner Osing Banyuwangi

Lima Materi Persiapan Mendaftar PPIH Arab Saudi