Desa Adat Olehsari & 5 Potensi Wisatanya
Desa Olehsari merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Glagah kabupaten Banyuwangi. Memiliki jarak yang cukup dekat dengan pusat pemerintahan Banyuwangi Kota. Arus transportasi di desa ini cukup ramai dan aksesbilitasnya tinggi, karena termasuk desa yang dilewati jalur menuju wisata Kawah Ijen. Selain itu, desa ini menjadi salah satu Desa Wisata Adat yang ada di kabupaten Banyuwangi.
Masyarakat Olehsari termasuk masyarakat yang masih kental dengan adat-istiadat dan kebudayaannya. Setiap bulan Syawal pasca hari Raya Idul Fitri masyarakat Using Olehsari memiliki ritual unik yang disebut “Seblang Olehsari”. Setiap tanggal 1 Syuro diadakan slametan yang disebut Kampung Ider Bumi. Terdapat juga sanggar tari untuk pelatihan tari gandrung dan kesenian lainnya, gebyar kacang unting Lulian, dan Kuliner Bengi. Desa Olehsari memperoleh penghargaan dan julukan sebagai desa “Kampung Asi”, memiliki peningkatan budidaya jamur, Smart Kampung 2018, dan penghasil kacang tanah terbaik di Banyuwangi. Berdasarkan pengalaman penulis ketika kegiatan Praktek Kerja Lapangan di bidang siyahah (pariwisata) jurusan Bahasa dan Sastra Arab, berikut ini adalah 5 potensi wisata yang ada di desa Olehsari:
Seblang
Seblang Olehsari sudah ada sekitar tahun 1930 M, hingga sekarang ritual ini masih dilakukan oleh masyarakat setempat. Awalnya seblang ini digelar setiap tanggal 1 Muharam, pada zaman bapak Had Marimangun Pranoto menjadi kepala desa. Namun sejak pergantian kepala desa oleh bapak Hadi Pranoto ritual seblang Olehsari diadakan setiap seminggu setelah hari raya Idul Fitri.
Seblang Olehsari sudah ada sekitar tahun 1930 M, hingga sekarang ritual ini masih dilakukan oleh masyarakat setempat. Awalnya seblang ini digelar setiap tanggal 1 Muharam, pada zaman bapak Had Marimangun Pranoto menjadi kepala desa. Namun sejak pergantian kepala desa oleh bapak Hadi Pranoto ritual seblang Olehsari diadakan setiap seminggu setelah hari raya Idul Fitri.
Tujuan Seblang ini adalah untuk mensyukuri nikmat Tuhan dan sebagai tolak balak penyakit pagebluk. Seblang Olehsari dilakukan oleh seorang wanita gadis yang belum akil baligh. Gadis ini harus dari keturunan seblang sebelumnya. Selain itu harus dipilih oleh ketua suku adat yang sudah mendapatkan petunjuk melalui mediasi supranatural.
Festival Kacang Unting
Desa Olehsari terkenal juga dengan produksi kacang untingnya. Usaha kacang unting di desa Olehsari ini sudah ada sekitar 130 tahun lebih. Acara ini diisi oleh warga masyarakat yang menjajankan kacangnya di sepanjang jalan desa. Pengunjung yang datang bisa mendapatkan kupon gratis untuk ditukarkan seikat kacang tanah dan minuman. Festival kacang unting menjadi simbolisasi kemajuan desa Olehsari. Festival kacang unting ini diadakan setiap setahun sekali untuk merayakan pesta panen raya kacang tanah.
Festival Kacang Unting
Desa Olehsari terkenal juga dengan produksi kacang untingnya. Usaha kacang unting di desa Olehsari ini sudah ada sekitar 130 tahun lebih. Acara ini diisi oleh warga masyarakat yang menjajankan kacangnya di sepanjang jalan desa. Pengunjung yang datang bisa mendapatkan kupon gratis untuk ditukarkan seikat kacang tanah dan minuman. Festival kacang unting menjadi simbolisasi kemajuan desa Olehsari. Festival kacang unting ini diadakan setiap setahun sekali untuk merayakan pesta panen raya kacang tanah.
Wisata Kuliner Bengi lan Lungguh Ngopi
Setiap malam minggu di desa Olehsari mengadakan pasar kuliner. Masyarakat setempat menjual berbagai makanan, jajanan dan minuman di depan rumah masing-masing. Wisata kuliner ini menyediakan jajanan khas Banyuwangi, sedangkan ngopi termasuk salah satu tradisi suku Using di kecamatan Glagah. Jajanan tradisional yang disuguhkan antara lain: Cenil, Surabi, Lupis, Lanun, Puthu, Orog-orog, Blendung, Ketan, dan ada pula berbagai sayuran serta ikan yang dimasak dengan resep-resep tradisional khas Banyuwangi yang akan memanjakan lidah para pengunjung. Untuk harga yang dipasarkan juga sangat ekonomis.
Setiap malam minggu di desa Olehsari mengadakan pasar kuliner. Masyarakat setempat menjual berbagai makanan, jajanan dan minuman di depan rumah masing-masing. Wisata kuliner ini menyediakan jajanan khas Banyuwangi, sedangkan ngopi termasuk salah satu tradisi suku Using di kecamatan Glagah. Jajanan tradisional yang disuguhkan antara lain: Cenil, Surabi, Lupis, Lanun, Puthu, Orog-orog, Blendung, Ketan, dan ada pula berbagai sayuran serta ikan yang dimasak dengan resep-resep tradisional khas Banyuwangi yang akan memanjakan lidah para pengunjung. Untuk harga yang dipasarkan juga sangat ekonomis.
Sumber Sukma Ilang
Sumber Sukma Ilang memiliki arti “mata air Jiwa yang hilang”. Menurut cerita ketua adat, konon sumber tersebut merupakan tempat menghilangnya seorang ratu saat dikejar oleh para penjajah Belanda. Hingga kini, sumber Sukmo Ilang dianggap sebagai salah satu tempat yang disakralkan di desa Olehsari. Airnya diyakini dapat mengobati berbagai macam penyakit. Selain itu juga digunakan dalam prosesi ritual adat desa Olehsari. Sumber ini dapat dikunjungi oleh siapapun dengan tetap menjaga aturan-aturan yang ada.
Sumber Sukma Ilang memiliki arti “mata air Jiwa yang hilang”. Menurut cerita ketua adat, konon sumber tersebut merupakan tempat menghilangnya seorang ratu saat dikejar oleh para penjajah Belanda. Hingga kini, sumber Sukmo Ilang dianggap sebagai salah satu tempat yang disakralkan di desa Olehsari. Airnya diyakini dapat mengobati berbagai macam penyakit. Selain itu juga digunakan dalam prosesi ritual adat desa Olehsari. Sumber ini dapat dikunjungi oleh siapapun dengan tetap menjaga aturan-aturan yang ada.
Petilasan Buyut Ketut merupakan salah satu tempat yang disakralkan oleh masyarakat Olehsari. Buyut Ketut adalah salah satu orang yang dipercaya masyarakat sebagai leluhur yang membentuk desa Olehsari (Babat Alas). Petilasan ini terletak di pemakaman umum desa Olehsari yang dapat dilihat dari jalan utama desa. Tempat petilasan ini dibangun pondok yang beratap ilalang, memiliki pagar bambu dan dikelilingi kain kafan. Bagi wisatawan, dapat mengunjungi kapanpun dan sebaiknya mendatangi atau izin terlebih dahulu ke ketua adat sebelum menuju ke petilasan.
Komentar
Posting Komentar