Mengenal Kembar Mayang dalam Adat Jawa
Istilah Kembar Mayang mungkin tidak asing di telinga kita terutama orang Jawa. Istilah itu juga sering saya jumpai di acara pernikahan adat Jawa. Namun sebenarnya saya kurang paham tentang istilah Kembar Mayang itu sendiri dan hanya sebatas tahu saja dalam upacara adat pernikahan. Hal ini membuat saya tertarik untuk mengenal lebih lanjut Kembar Mayang dalam upacara adat Jawa.
Selama ini saya mengira Kembar Mayang hanya digunakan pada acara perkawinan adat Jawa saja, namun ternyata pada upacara kematian juga terdapat Kembar Mayang. Berikut ini penjelasan singkat tentang Kembar Mayang berdasarkan sumber yang telah saya baca.
Kembar Mayang adalah bunga tiruan yang terbuat dari batang pisang (debog) sebagai batangnya, janur (daun kelapa muda) sebagai cabangnya, dedaunan yang terdiri dari daun andong, daun girang, dan daun beringin sebagai rantingnya. Puncaknya berupa burung tiruan yang terbuat dari janur sebagai mahkota bunganya. Batang Kembar Mayang biasanya diletakkan di atas bokor, dibuat sepasang dan dibuat sebagai syarat perlengkapan pernikahan adat Jawa.
Pengertian lain menyebutkan Kembar Mayang merupakan suatu hiasan atau rangkaian dari janur, bunga potro menggolo (bunga merak) dan dedaunan yang dibentuk sedemikian rupa pada sebuah gedebog sebagai pelengkap upacara perkawinan atau pun kematian. Kembar mayang juga disebut dengan Megar Mayang atau Gagar Mayang.
Menurut tinjauan sejarah, Kembar Mayang merupakan rangkaian bunga khas Jawa dan gambarnya terukir pada Candi Prambanan yang disebut Kalpataru. Kembar Mayang memiliki bentuk seperti pohon Kalpataru, pohon Kaswargan (Jawa). Kembar Mayang merupakan sarana upacara adat peninggalan animism yang telah bersingkreris dengan Hinduisme berupa media upacara. Sumber lain menambahkan Kembar Mayang merupakan ritual yang di dalamnya telah terjadi percampuran beberapa ajaran Agama dan keyakinan yang disebut dengan sistem Agama Jawi. Kembar Mayang dijadikan sebagai kesaksian atau tanda (tetenger) terkait suatu formalitas peresmian dalam masyarakat.
Kembar Mayang memiliki makna folosofis yang mencerminkan hubungan etis manusia dengan lingkungannya. Kembar Mayang digunakan sebagai simbol antara manusia dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun sosialnya. Terdapat makna sebuah harapan akan keserasian, keseimbangan, kemantapan, dan keselarasan jagad gedhe (makrokosmos) dengan mengedepankan unsur tika dan estetika yang merupakan inti nilai moral budaya Jawa.
Sumber:
Harsono, H. (2020). Nebus Kembar Mayang : Ritual dalam Perkawinan Adat Jawa yang Masih Bertahan. Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture, 2(1). https://doi.org/10.32585/kawruh.v2i1.652
Widayanti, Sri. (2008). Makna Filosofis Kembar Mayang Dalam Kehidupan Masyarakat Jawa. Jurnal Filsafat, 18(2). https://journal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/3520
Saputri, Ika Rahmawati dan Adiningtyas, Hanin. (2022). Tradisi Kembar Mayang dalam Kehidupan Masyarakat Jawa di Desa Gulurejo. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 24(1). https://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb/article/view/3529/2583
Komentar
Posting Komentar